Pernahkah kamu merasa frustrasi karena tidak tahu harus menekan tombol yang mana di sebuah aplikasi? Atau panik saat muncul pesan error yang malah bikin makin bingung?
Di balik layar, ada seseorang yang tidak terlihat tapi punya peran besar dalam menghindarkanmu dari kekacauan digital itu: seorang UX writer.
Kisah sunyi di balik layar digital
UX writer bukan hanya orang yang menulis tombol “Submit” atau “Next”. Ia adalah pemandu tak kasatmata yang dengan hati-hati memilih setiap kata agar kamu tahu ke mana harus melangkah, merasa aman, dan tidak tersesat dalam aplikasi yang kamu gunakan.
Bayangkan kamu sedang menggunakan aplikasi transportasi. Kamu tahu di mana memesan, berapa lama harus menunggu, bahkan ketika harus membatalkan, semua terasa jelas dan tidak mengintimidasi. Itu bukan kebetulan. Itu hasil kerja UX writer yang tahu cara menulis bukan hanya untuk otak, tapi juga untuk perasaanmu.
Menulis dengan empati di era digital
Menjadi UX writer berarti menulis seperti sedang berbicara dengan manusia, bukan robot. Tantangannya? Sering kali, hanya diberi dua atau tiga kata untuk menjelaskan satu tindakan penting. Tapi justru di situ keindahannya. Kata-kata yang singkat bisa menjadi pelukan lembut di tengah frustasi digital.
Pernah melihat pesan error yang terasa akrab , “Ups! Ada yang salah. Coba lagi ya”? Coba bandingkan dengan “Error 400X: Invalid Request”. Versi pertama terasa jauh lebih manusiawi, bukan?
Profesi yang kian dicari di Indonesia
Di tengah ledakan startup dan transformasi digital, peran UX writer makin dibutuhkan. Perusahaan sadar bahwa pengguna bukan sekadar statistic, mereka manusia dengan perasaan. Dan UX writer-lah yang menjembatani teknologi dengan hati manusia.
Di Indonesia, semakin banyak pelatihan dan bootcamp yang membuka jalan menuju profesi ini. Salah satunya adalah DigiSkill Hub, tempat kamu bisa belajar langsung dari para praktisi industri. Dari nol hingga siap kerja, kamu akan dibimbing menulis dengan pendekatan empati dan logika desain digital.
Mau Jadi penulis yang mengubah pengalaman pengguna?
Ini Saatnya. Jika kamu punya passion di dunia penulisan dan tertarik dengan desain digital, UX writing bisa menjadi panggilan jiwamu. Ia bukan hanya soal menulis, tapi soal merancang pengalaman. Membuat orang merasa dimengerti, bahkan saat mereka sedang frustrasi. Ingat, dalam dunia digital yang dingin dan cepat, UX writer hadir sebagai suara yang hangat dan membimbing. Mungkin, suatu hari nanti, itu adalah suaramu.
Tertarik memulai?
Kamu bisa langsung belajar secara terstruktur bersama mentor profesional di www.digiskillhub.id. Setelah lulus, kamu juga akan mendapatkan sertifikat yang bisa jadi modal portofolio untuk masuk ke industri digital yang kian berkembang.