Jika tim kamu baru saja dapat proyek besar. Deadline ketat, tim banyak kepala, dan semua orang bergerak cepat, kadang terlalu cepat hingga saling tabrakan. Di tengah kekacauan, kamu sadar: yang kurang bukan tenaga, tapi kerangka kerja yang jelas.
Itulah saat kamu mulai mendengar istilah-istilah seperti Agile, Scrum, dan Kanban. Tapi tunggu, apa bedanya? Dan mana yang sebenarnya cocok buat tim kamu?
Agile, sebuah filosofi yang bukan sekadar metode
Kita mulai dari yang paling dasar. Agile bukan satu metode tunggal. Ia lebih seperti panduan hidup bagi tim digital: fleksibel, berorientasi kolaborasi, dan mendorong perbaikan terus-menerus. Agile mengajarkan bahwa daripada mengejar kesempurnaan dari awal, lebih baik mulai kecil, uji cepat, dan belajar dari pengguna.
Banyak tim hebat di dunia, termasuk di Google, Spotify, hingga Gojek telah menjadikan prinsip Agile sebagai nafas kerja mereka.
Scrum dipakai saat tim butuh struktur dan kecepatan
Kamu mungkin pernah dengar tentang daily stand-up, sprint, atau retrospective. Semuanya bagian dari Scrum, metode paling populer di bawah payung Agile.
Scrum cocok untuk tim dengan proyek kompleks yang butuh ritme kerja teratur. Pada setiap sprint, tim punya tujuan jelas, peran terdefinisi, misalnya Product Owner, Scrum Master, dan Developer, serta waktu evaluasi harian. Setiap sprint biasanya berdurasi 2 minggu.
Kalau tim kamu seperti pasukan elit yang butuh disiplin tapi tetap lincah, Scrum bisa jadi senjatamu.
Kanban dipakai saat visual lebih berbicara
Lain cerita jika tim kamu lebih nyaman dengan alur kerja yang fleksibel dan minim aturan. Di sinilah Kanban bersinar.
Semua tugas ditampilkan di papan visual: To Do, In Progress, dan Done. Kamu bisa langsung tahu siapa sedang ngerjain apa, mana yang tersendat, dan apa yang sudah selesai. Tanpa batasan waktu sprint, kamu bekerja dengan ritme sendiri, lebih realistis, tapi tetap terukur.
Metode ini sangat ideal untuk tim ops, customer support, atau marketing, yang sering menghadapi pekerjaan berulang dan sifatnya terus-menerus.
Mana yang harus dipilih?
Jawabannya tergantung kebutuhan tim kamu.
Kebutuhan Tim | Metode yang Cocok |
---|---|
Butuh struktur & ritme kerja teratur | Scrum |
Butuh fleksibilitas & visualisasi | Kanban |
Butuh prinsip umum untuk kolaborasi lincah | Agile |
Tapi yang paling penting: metode apa pun tidak akan berhasil tanpa komunikasi terbuka dan komitmen tim.
Belajar Llngsung dari praktisi
Kalau kamu ingin mulai memahami dan menerapkan metode Agile, Scrum, atau Kanban, beserta tools-nya seperti Trello, Notion, atau Jira, kamu bisa mulai di DigiSkill Hub.
Di sini, kamu gak cuma belajar teori, tapi langsung praktek bareng mentor dari industri digital. Materi dirancang supaya kamu siap terjun ke proyek nyata, baik sebagai developer, project manager, maupun bagian tim kreatif.
Yuk, ubah cara tim kamu bekerja. Lebih terarah, lebih terukur, dan lebih manusiawi.