Pernah buka aplikasi, lalu bengong karena nggak tahu harus klik apa? Menunya berantakan, tombolnya membingungkan, dan ujung-ujungnya kamu keluar tanpa jadi apa-apa.
Tenang, kamu nggak sendirian.
Masalah kayak gini bukan cuma soal tampilan yang kurang menarik. Ternyata problemnya lebih dalam dari itu, desainnya nggak memahami perjalanan penggunanya. Di sinilah peran User Journey Mapping jadi kunci utama. Inilah alat sederhana yang bisa menyelamatkan banyak pengalaman digital dari kegagalan.
Dengarkan cerita Rina dan aplikasi parenting
Rina adalah ibu muda yang baru melahirkan anak pertamanya. Ia mencari aplikasi untuk memantau tumbuh kembang si kecil, hal yang ia pikir bisa membantunya sebagai orang tua baru.
Begitu aplikasi terunduh, masalahnya tidak selesai. Justru muncul kebingungan baru. Terlalu banyak fitur. Tak ada panduan. Tak tahu harus mulai dari mana. “Niatnya cuma mau cari grafik berat badan anak. Tapi malah pusing duluan,” keluh Rina.
Rina akhirnya menyerah dan menghapus aplikasi itu. Satu pengguna yang hilang, bukan karena fiturnya kurang lengkap, tapi karena perjalanannya tidak dipahami.
Apa Itu user journey mapping?
User Journey Map adalah gambaran visual tentang langkah-langkah yang dilalui pengguna sejak pertama kali kenal produk, hingga akhirnya jadi pengguna loyal.
Tapi bukan cuma soal langkah. Ini juga soal apa yang mereka pikirkan, aApa yang mereka rasakan, dan apa yang bikin mereka frustrasi atau jatuh cinta
Dengan memetakan itu semua, tim desain bisa:
- Menemukan titik rawan frustrasi
- Menyederhanakan pengalaman pengguna
- Memberi insight lintas tim—dari marketing sampai customer service
Detail kecil tetapi dampak besar
Kadang perubahan kecil bikin perbedaan besar, misalnya mengubah tulisan tombol dari “Submit” jadi “Kirim Pesan”. Atau, Menghilangkan satu langkah nggak penting saat isi form registrasi.
Tanpa User Journey Map, insight-insight kecil tapi krusial ini sering luput.
Ingin belajar desain yang empatik dan siap kerja?
Kalau kamu tertarik masuk dunia UX design dan ingin benar-benar memahami cara berpikir pengguna, mempelajari User Journey Mapping adalah titik awal terbaik.
Di DigiSkill Hub, kamu bisa ikut pelatihan berbasis praktik, langsung bikin peta perjalanan pengguna, bukan cuma baca teori. Didampingi mentor profesional, dapat insight nyata, dan siap melangkah ke industri digital.
Intinya, praktis, aplikatif, dan langsung bisa kamu masukkan ke portofolio. Cek program lengkapnya di www.digiskillhub.id dan mulai langkah barumu sebagai desainer digital yang peduli dan solutif.