Rio dan Dani sama-sama lulusan jurusan Teknik Informatika dari universitas negeri yang ternama. IPK mereka beda tipis, bahkan sama-sama aktif di organisasi kampus. Tapi ketika melamar posisi front-end developer di sebuah startup teknologi, hanya satu dari mereka yang dipanggil wawancara.
Rio yang dipanggil. Dani tidak. Apa bedanya?
Rupanya, Rio menyertakan tautan atau link ke GitHub-nya. Ia juga membuat portofolio digital berisi proyek-proyek yang pernah ia buat sebelumnya. Mulai dari website toko online untuk sepupunya, aplikasi to-do list yang ia buat sendiri, dan beberapa kontribusi kecil ke proyek open source. Proyek-proyek tersebut ia tampilkan dengan rapi dan bisa langsung diuji coba calon usernya. Sementara itu, Dani hanya mengandalkan CV, transkrip nilai, dan ijazah, tanpa satu pun contoh proyek nyata ada di dalamnya.
Jadi, mana yang lebih penting, portofolio atau ijazah? Ternyata, meskipun ijazah masih menjadi syarat administratif di banyak perusahaan, portofolio kini menjadi bukti nyata kemampuan yang lebih dihargai, terutama di industri kreatif dan teknologi.
Portofolio jadi bahasa nyata dunia kerja
Portofolio biasanya berbentuk kumpulan karya atau proyek yang menunjukkan keahlian dan pengalaman seseorang. Di bidang desain grafis, misalnya, perusahaan lebih tertarik melihat hasil karya daripada sekadar melihat ijazah. Sebagai contoh, seorang desainer grafis yang memiliki portofolio yang kuat dapat lebih mudah mendapatkan pekerjaan dibandingkan dengan yang hanya mengandalkan ijazah tanpa bukti karya
Di industri teknologi, portofolio tak jarang menjadi lebih penting dari sertifikat. Lewat portofolio, perusahaan yang melakukan rekrutmen jadi tahu, apakah pelamarnya bisa membuat aplikasi yang real, bisa debugging, atau pernah pegang proyek.
Seorang HR startup pernah berkata, “Kami lebih suka kandidat yang IPK-nya biasa saja, tapi bisa menunjukkan kode bersih dan project yang jalan.”
Ini karena “what you can do” jauh lebih penting dari “what you’ve studied.
Ijazah itu penting, tapi tak cukup
Meskipun portofolio sangat penting, ijazah tetap memiliki peran sebagai bukti pendidikan formal yang dapat membuka pintu kesempatan. Ijazah tetap dibutuhkan, apalagi jika kamu melamar ke perusahaan besar yang punya proses rekrutmen formal dan sistemik. Ijazah menunjukkan bahwa kamu punya dasar akademik dan telah menyelesaikan pendidikan dengan serius.
Namun, di banyak industri, terutama yang berbasis keterampilan, pengalaman yang ditunjukkan lewat portofolio seringkali lebih dihargai daripada sekadar gelar akademis.
Dua senjata lebih baik dari satu
Rio punya dua amunisi, pendidikan formal dan bukti nyata keterampilan teknis. Ia tidak hanya tahu cara kerja framework, tapi terbukti sudah menggunakannya. Tidak cuma paham algoritma, tetapi ia terbukti menyelesaikan soal-soal di platform seperti LeetCode hingga membagikan solusinya.
Kalau punya dua kekuatan ini, ijazah dan portofolio, kamu bukan cuma pelamar kerja melainkan calon problem solver yang dicari perusahaan.
Jangan tunggu lulus, bangun portofoliomu sekarang
Kalau kamu masih belum tahu harus mulai dari mana, atau belum pernah membuat proyek pribadi, tidak perlu khawatir. DigiSkill Hub bisa membantu kamu mulai dari nol. Di sini, kamu akan belajar langsung lewat praktik, bukan hanya teori. Di akhir pelatihan, kamu akan punya proyek nyata untuk ditampilkan di portofoliomu. Bahkan bisa langsung dikasih ke HR saat melamar kerja.Intinya, jangan tunggu sempurna untuk mulai. Mulailah secepatnya dan kamu akan berkembang seiring proses. Cek program pelatihan terbaru di www.digiskillhub.id dan jadikan skill-mu senjata utama di dunia kerja.