Bayangkan kamu sedang mengembangkan aplikasi Android pertamamu. Kamu sudah menulis ratusan baris kode dalam Java. Tapi saat ingin menambahkan satu fitur kecil, kamu harus menambahkan begitu banyak boilerplate code hingga membuatmu frustrasi.
Lalu kamu mencoba menulis kode yang sama dalam Kotlin dan menyelesaikannya hanya dalam beberapa baris. Itulah momen yang banyak dialami oleh para Android Developer masa kini. Dan mungkin, sebentar lagi, kamu juga akan merasakannya.
Inilah yang dirasakan oleh Yusuf, seorang programmer muda yang baru lulus kuliah dan cukup mahir Java. Ia beruntung mendapat kesempatan magang di sebuah startup fintech di Jakarta sebagai Android developer.
Di minggu pertama, timnya diberi proyek membuat fitur pembayaran digital untuk aplikasi mobile. Yusuf, dengan penuh semangat, mulai menulis kode dalam Java seperti yang biasa ia lakukan di kampus.
Lalu, ia melihat rekan kerjanya Mira, seorang developer senior, sedang menyelesaikan tugas serupa dalam setengah waktu menggunakan Kotlin. Yusuf terkejut karena kodenya lebih ringkas, lebih mudah dibaca, dan nyaris tanpa error.
“Kamu masih pakai Java, ya? Coba deh pakai Kotlin. Waktu develop bisa lebih cepat, dan lebih aman dari error sepele,” kata Mira sambil tersenyum.
Sejak hari itu, Yusuf memutuskan belajar Kotlin serius.
Kotlin, bahasa masa kini para Android developer
Pengembangan aplikasi Android terus berkembang dan Kotlin muncul sebagai bahasa pemrograman yang wajib dikuasai bagi pengembang Android. Sejak 2017, Google resmi menjadikan Kotlin sebagai bahasa utama untuk Android. Tidak hanya patut diacungi jempol secara teknis, Kotlin juga memberikan pengalaman yang lebih nyaman untuk developer.
Yusuf sudah merasakannya sendiri, antara lain tidak perlu lagi menulis getter-setter panjang lebar. Ia juga tidak pusing dengan error karena null pointer. Dan, Yusuf bisa lebih fokus pada logika aplikasi, bukan urusan teknis yang repetitif.
Tiga alasan Kotlin wajib dikuasai
Selain Yusuf, sudah banyak Android developer lain yang akhirnya berpindah ke Kotlin. Sintaks lebih ringkas dan bersih menjadi salah satu alasan. Selain itu, dukungan penuh Google, mulai dari dokumentasi, komunitas, hingga fitur Android Studio menjadikan Kotlin powerful. Alasan lain adalah Kotlin lebih minim bug. Fitur null-safety sangat membantu menghindari error saat runtime.
Mulailah belajar Kotlin
Setelah tiga bulan belajar Kotlin dan membangun ulang aplikasi demo dengan bahasa baru itu, Yusuf pun mendapatkan pekerjaan penuh waktu di startup tersebut. Ia bahkan membantu junior developer lain memahami Kotlin. Kini, Yusuf merasa lebih percaya diri karena skill-nya sesuai dengan tren industri.
Belajar Kotlin bisa membuka pintu karier yang lebih luas. Di dunia teknologi yang serba cepat, keterampilan yang relevan bisa jadi pembeda utama. Yuk, mulai perjalananmu hari ini. Kotlin bukan hanya bahasa masa depan, melainkan menjadi kunci suksesmu sebagai Android Developer.
Kalau kamu seperti Yusuf, ingin berkembang dan menjadi Android Developer yang kompeten, DigiSkill Hub siap membantu. Di program pelatihan DigiSkill Hub, kamu akan
- Belajar Kotlin dari dasar sampai bisa bikin aplikasi
- Dapat bimbingan dari mentor profesional
- Membangun portofolio aplikasi Android sebagai bukti skill-mu
Cukup cek info lengkap dan daftar programnya di www.digiskillhub.id