Suatu pagi, Arga, seorang junior developer, menatap layar laptopnya dengan napas berat. Komentar-komentar di pull request terakhirnya cukup pedas:
“Kurang efisien.”
“Kenapa nggak pakai approach yang lebih standar?”
“Coba pelajari konsep DRY dulu deh.”
Bukan sekali ini Arga merasa down setelah code review. Rasanya seperti disudutkan. Bukan kode-nya yang dikritik, tapi dirinya. Padahal dia sudah lembur dua malam menyusun logika fungsi itu.
Cerita Arga bukan hal baru. Banyak developer, junior maupun senior, pernah merasa tersinggung atau tidak dihargai dalam proses code review. Padahal kalau dikelola dengan benar, code review bisa menjadi ruang paling subur untuk belajar dan berkembang sebagai developer.
Jadi, bagaimana caranya agar proses ini jadi momentum tumbuh, bukan pemicu baper?
1. Bahas kodenya, bukan orangnya
Satu hal yang perlu diingat: code review bukan evaluasi personal. Ini tentang kode, bukan ego. Kritik seperti “Kamu salah pakai fungsi” lebih baik diganti jadi,
“Fungsi ini bisa diganti dengan method X untuk efisiensi, bagaimana menurutmu?”
Nada yang netral dan fokus ke solusi membuat suasana lebih sehat.
2. Feedback harus bisa dipelajari
Komentar “ini salah” tidak memberi ruang untuk tumbuh. Cobalah ubah jadi:
“Jika kita pakai pendekatan ini, kita bisa mengurangi kompleksitas hingga 30%. Referensinya di sini [link].”
Dengan memberikan konteks, kita tidak hanya memperbaiki kode, tapi juga berbagi pengetahuan.
3. Apresiasi itu gratis tapi dampaknya besar
Satu kalimat pujian seperti:
“Strukturnya sudah rapi, tinggal sedikit tweak di bagian logic.”
bisa jadi penyelamat semangat setelah menerima koreksi bertubi-tubi.
Ingat, di balik setiap baris kode, ada waktu, pikiran, dan kadang sedikit stres dari yang menulisnya.
4. Komunikasi jadi kunci semua hubungan, termasuk developer
Kadang, kita terburu-buru menilai kode tanpa tahu konteksnya. Cobalah bertanya dulu sebelum mengkritik. Mungkin ada alasan arsitektural, keterbatasan waktu, atau constraint dari tim produk.
Diskusi terbuka bisa menjembatani asumsi dan mencegah kesalahpahaman yang tidak perlu.
5. Code review adalah tempat bertumbuh, bukan ujian
Baik kamu yang mereview atau yang direview, lihatlah ini sebagai proses dua arah. Banyak senior developer pun belajar dari pendekatan kreatif para junior.
Dan jika kamu junior, jangan takut salah. Salah satu syarat jadi developer hebat adalah: pernah salah, lalu belajar.
Menjadi tim yang solid lewat review yang sehat
Code review yang baik tidak hanya memperkuat kualitas software, tapi juga mempererat kerja tim.
Dengan komunikasi yang jujur tapi empatik, timmu tidak hanya akan menghasilkan kode yang lebih bersih, tapi juga budaya kerja yang lebih sehat.
Mau percaya diri saat review dan direview?
Gabung di Bootcamp Coding DigiSkill Hub! Kamu akan kesempatan :
- Belajar teknik coding dan best practice code review
- Bangun proyek nyata
- Siap hadapi feedback dengan mindset berkembang
Daftar sekarang di digiskillhub.id dan jadikan review sebagai tempat bertumbuh, bukan tempat tumbang.