Gagal Desain, Gagal Dipakai: 5 Kesalahan Mematikan di Aplikasi Mobile

Pernah tidak, kamu install aplikasi yang dari awal bikin frustrasi?

Tampilannya ruwet, tombol susah diklik, loading-nya nggak jelas. Padahal kamu cuma mau pesan makanan, cek saldo, atau sekadar cari info. Tapi yang kamu dapat? Rasa jengkel dan langsung uninstall.

5 kesalahan klasik desain aplikasi mobile 

Ia adalah tentang perasaan pengguna. Tentang bagaimana jari kita bergerak tanpa berpikir, dan pikiran kita nyaman tanpa harus menebak-nebak.

Sayangnya, banyak aplikasi gagal total bukan karena ide jelek, tapi karena pengalaman pengguna yang buruk. Dan penyebabnya? Lima kesalahan klasik berikut ini:

  1. Terlalu banyak elemen di layar. Bukannya jadi mudah, malah sesak

Bayangkan masuk ke kamar penuh barang tapi kamu nggak tahu harus mulai dari mana. Itulah yang dirasakan pengguna saat sebuah aplikasi menjejalkan terlalu banyak tombol, teks, dan warna dalam satu layar.

Keep it simple. Fokus ke satu hal penting yang ingin user lakukan. Minimalis bukan berarti miskin fitur, tapi cerdas dalam memilih mana yang penting.

  1. Navigasi berliku. Mau  “balik” saja susah

Pernah bingung cari tombol “Back”? Atau tersesat di dalam aplikasi yang menunya sembunyi semua? Navigasi yang membingungkan adalah alasan kenapa banyak pengguna menyerah sebelum mencoba lebih jauh.

Pastikan jalur berpindah antar layar terasa natural, intuitif, dan jelas. Kalau butuh mikir keras, user pasti kabur.

3. Melawan aturan main iOS & android

Masing-masing platform punya “bahasa tubuh”-nya sendiri. iOS dan Android punya panduan desain (design guidelines) yang dibuat agar aplikasi terasa native dan akrab. 

Kalau kamu abaikan itu, user akan merasa aplikasi kamu “asing” dan tidak nyaman.

4. Font kecil, warna nyaris tak terbaca

Desain yang cantik di monitor desainer belum tentu ramah di mata pengguna. Pastikan:

  • Kontras warna cukup
  • Ukuran font terbaca
  • Tidak menyiksa mata dalam penggunaan jangka panjang

Inklusivitas itu penting. Pastikan aplikasi nyaman digunakan oleh semua orang, termasuk mereka dengan keterbatasan penglihatan atau motorik.

5. Tidak pernah uji coba ke pengguna nyata

Kesalahan terbesar dalam desain adalah merasa “sudah cukup bagus” tanpa feedback. Padahal, kamu bukan pengguna sebenarnya.

Lakukan user testing. Lihat bagaimana orang nyata menggunakan aplikasimu. Di situlah insight paling berharga ditemukan, kadang menyakitkan, tapi menyelamatkan produkmu dari kegagalan.

Desain bukan sekadar hiasan, tapi jiwa dari produk

Seorang pengguna tidak membaca dokumentasi aplikasi. Mereka menilai dari pengalaman pertama. Jika gagal dalam 10 detik pertama, kamu bisa kehilangan mereka selamanya.

Kalau kamu ingin jadi desainer UI/UX yang benar-benar mengerti manusia, bukan cuma software, belajar dari pengalaman nyata adalah kuncinya.

Di DigiSkill Hub, kamu bisa ikut program desain aplikasi mobile, langsung praktik, bangun portofolio, dan dibimbing mentor yang pernah membuat produk nyata yang dipakai jutaan orang.

Kamu akan dapat: 

  • Belajar UI/UX dari nol
  • Bangun aplikasi yang ramah pengguna
  • Siap kerja di industri digital yang haus talenta desain

Cek programnya di digiskillhub.id dan mulai langkahmu jadi desainer masa depan.