Dulu, saat Rani baru mulai bekerja sebagai staf pemasaran, aplikasi Excel jadi sahabatnya. Tiap pagi, ia membuka spreadsheet pelanggan, membuat grafik penjualan, dan menjalankan rumus demi rumus untuk memahami tren mingguan.
Semua berjalan lancar hingga suatu hari, datanya membengkak jadi puluhan ribu baris. Komputernya mulai lambat. Rumusnya tak lagi cukup. Analisisnya terasa mentok.
“Apa aku harus belajar coding?” pikirnya waktu itu.
Pertanyaan seperti itu mungkin juga pernah terlintas di benakmu. Di era serba data ini, dua alat paling sering dipakai untuk menganalisis data adalah Excel dan Python. Tapi, mana yang sebaiknya kamu pilih?
Excel adalah titik awal yang ramah
Excel sudah seperti bahasa ibu bagi banyak pekerja kantoran. Antarmukanya yang intuitif, fungsi-fungsinya yang mudah dipahami, serta fitur visualisasi yang cepat. Tak heran, Excel jadi alat favorit, terutama untuk pemula atau analisis data berskala kecil hingga menengah.
Tak sedikit profesional data yang memulai karier mereka dari sini. Excel membantu memahami pola, menghitung nilai, bahkan membuat dashboard sederhana. Dan itu sepenuhnya valid.
Python jadi penolong ketika kompleksitas bertambah
Namun, ketika data mulai tumbuh dan kebutuhan analisis makin kompleks, Excel punya batasnya. Di sinilah Python menunjukkan keunggulannya.
Dengan library seperti Pandas, NumPy, hingga Matplotlib, Python memungkinkanmu memproses ribuan bahkan jutaan data secara otomatis, melakukan analisis prediktif, hingga membangun model machine learning. Semua dalam script yang bisa diulang kapan saja.
Bayangkan kamu harus memproses 100 file penjualan tiap hari. Di Excel, itu bisa memakan waktu berjam-jam. Di Python? Hanya beberapa baris kode.
Pilih mana antara Excel vs Python
Meski begitu, ini bukan soal memilih salah satu dan meninggalkan yang lain. Justru, keduanya saling melengkapi. Banyak analis data menggunakan Excel untuk eksplorasi awal, lalu berpindah ke Python untuk analisis yang lebih mendalam, otomatis, dan presisi tinggi.
Kamu bisa mulai dari mana saja
Kalau kamu baru mulai belajar data, tak perlu gentar. Tak semua orang lahir sebagai programmer. Banyak yang memulai dari nol, dari Excel sederhana, lalu tumbuh bersama Python.
Di DigiSkill Hub, kami percaya bahwa setiap orang bisa belajar data analysis secara bertahap. Mulai dari dasar Excel, lanjut ke Python, lalu ke analisis tingkat lanjut. Semua dirancang agar kamu langsung praktik, bukan cuma teori.